Jumat, 14 November 2008

Perangkap Tikus di Kehidupan Kita

Abah lagi bingung, gak ada ide untuk nulis. Dalam kebingungan lalu abah membuka-buka inbox e-mail, ketemulah sebuah tulisan menarik yang pernah dikirim seorang kawan. Jadi dari pada blognya gak di update sama sekali jagi abah putuskan untuk memposting tulisan ini. Lagian isinya sangat baik juga untuk dibaca semua orang, termasuk kawan2 abah yang baik.
Begini ceritanya..

Sepasang suami dan istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam, "Hmm..., makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar?"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah 'perangkap tikus'. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak "Ada 'perangkap tikus' di rumah! Di rumah sekarang ada perangkap tikus!"

Ia mendatangi ayam dan berteriak, "Ada perangkap tikus!"

Sang Ayam berkata, "Tuan Tikus..., aku turut bersedih. Tapi, itu tidak berpengaruh terhadap diriku."

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak hal serupa. Tak jauh beda, sang Kambing pun berkata, "Aku turut ber simpati, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan."

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali."

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular yang memiliki bisa luar biasa. Sang ular berkata, "Ahh..., Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku."

Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras. Perangkap tikusnya berbunyi, menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah sang Ular. Buntut ular yang terperangkap membuatnya semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walau sang Suami sempat membunuh Ular, sang istri terkena gigitan Ular. Sang Suami harus membawa istrinya ke rumah sakit. Dan tak ayal kemudian, istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. Kita semua tahu, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam. Suaminya dengan segera menyembelih Ayam untuk diambil dan dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian, sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati Kambing. Ia lalu menyembelih Kambing untuk diambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih Sapi untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan, sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian, ia melihat, 'perangkap tikus' tersebut sudah tidak digunakan lagi.

Well... suatu hari, ketika Anda mendengar seseorang dalam kesulitan dan mengira itu bukan urusan Anda, pikirkan sekali lagi!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar