Rabu, 29 April 2009

Vaksin Flu Babi

Vaksin efektif terhadap flu babi atau flu Meksiko masih butuh waktu berbulan-bulan, walaupun para pakar virus atau virolog telah berhasil mengisolasi virus. Tapi ini tidak berarti vaksin sudah bisa didapatkan di dokter. Perusahaan pembuat vaksin Belanda, Solvay Biologicals, sudah terlebih dahulu bersiap membuat vaksin tambahan apabila dibutuhkan.

Perusahaan Solvay Biologicals di Weesp merupakan satu dari sekian perusahaan besar pembuat vaksin flu, yang setiap tahun diberikan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan orang berpenyakit kronis.

Perusahaan ini memproduksi sekitar 35 juta dosis setiap tahun, untuk pasar Belanda dan sekitar 60 negara lain, baik di belahan bumi utara maupun selatan.

Solvay mampu dengan segera memproduksi vaksin terhadap virus baru H1N1 itu. Tapi masih butuh paling tidak empat bulan lagi sebelum vaksin tersedia di dokter-dokter.

Masih banyak yang belum diketahui tentang virus baru ini, kata Direktur Umum Solvay, Sjirk Kok.

"Biasanya butuh empat sampai tujuh bulan sesudah kita mendapatkan bibit virus untuk bisa memulai produksi pertama. Tentu ada ketidakpastian bahwa kami tidak mengetahui karakteristik H1N1 dalam lingkungan produksi. Apabila kami sudah mulai memproduksi virus baru ini maka kami bisa memberi informasi lebih banyak. Saat ini kami tidak tahu apakah virus H1N1 akan berkembang dalam lingkungan produksi."

Produksi vaksin
Kecepatan tersedianya vaksin baru di pasar tergantung pada banyak faktor. Pertama pada Organisasi Kesehatan Sedunia WHO dan Pusat Pengawasan Penyakit Amerika.

Kedua lembaga itu akan menyebarkan apa yang disebut bibit virus ke produsen. Bibit virus itu mirip bibit tanaman.

Dari bibit virus, dibuatlah virus yang lebih banyak. Bagian yang menyebabkan sakit dimatikan sedangkan protein luarnya, yang menjadi jati diri virus, digunakan sebagai dasar vaksin utama.

Hanya dibutuhkan beberapa hari saja untuk memperingatkan dunia akan adanya virus flu babi. Walaupun hal seperti ini juga diperhitungkan, tapi Direktur Solvay terkejut atas pecahnya wabah yang tiba-tiba.

"Tentu saja kami berbicara tentang situasi pandemi tahunan. Kami sudah siap dan lembaga-lembaga lain pun juga bersiap-siap menghadapi kemungkinan pandemi. Namun, pada saat ia benar-benar datang, ketika anda mendengar berita tentang jenis virus baru yang berpotensi , maka anda terkejut. Ya."

Jaringan sel
Kendati demikian, semasa periode influenza musim dingin lalu - yang berlangsung relatif tenang - Solvay tidak duduk diam saja. Tahun 2001 perusahaan ini mengembangkan cara menggunakan jaringan sel untuk membiakkan virus.

"Sejauh ini kami memakai teknologi tradisional, menggunakan telur ayam. Tapi baru-baru ini kami juga mengembangkan teknologi alternatif sehingga kami tidak butuh lagi pasokan telur itu. Ini disebut teknologi kultur sel. Jadi ketimbang telur, kami memakai sel untuk mengembangkan virus. Kami salah satu perusahaan pertama di dunia yang memiliki sarana seperti itu. Kalau virus H1N1 benar-benar menjadi ancaman dan kami harus memproduksi vaksin, kami pertama memakai fasilitas kultur sel yang ada di Belanda."

Menurut Kok, produksi baru dimulai kalau WHO mengumumkan fase enam, sesudah epidemi benar-benar merebak ke seluruh dunia. Ini terkesan reaksi yang lamban.

Tapi, ujar Kok, kami tidak bisa berbuat lain selain itu. Kalau semua kapasitas dipakai untuk mengembangkan vaksin baru, maka produksi vaksin flu reguler harus dihentikan. Kalau kemudian tidak pecah pandemi, maka jutaan orang tidak memperoleh suntikan influenza.

Akibatnya bisa jatuh banyak korban jiwa.

Perlindungan
Ada bahaya, vaksin baru dipasarkan kalau banyak orang sakit. Tapi menurut Kok tidak semua orang serempak jatuh sakit pada waktu yang sama. Karena itu vaksin bisa mencapai sebanyak mungkin orang.

Untuk sementara bisa dipakai obat-obat antiviral seperti Tamiflu dan Relenza. Apakah vaksin itu membantu, baru bisa diketahui ketika dipakai. Suntikan vaksin influenza yang sekarang, tidak memberi perlindungan kepada semua orang.

Akhirnya orang tidak meninggal karena flu itu sendiri, tapi karena akibatnya, seperti infeksi paru-paru. Vaksin tidak memberi perlindungan terhadap penyakit ini.

Sumber: Radio Netherland Wereldomroep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar