
Abah juga dapat cerita dari kampung lainnya bahwa beberapa hari setelah menerima pembagian kompor dan tabung gas itu datanglah pak RT kerumah warga mendampingi seseorang yang katanya sebagai petugas dari Pertamina dan mengharuskan warga untuk membeli selang gas karena katanya selang yang dibagikan gratis sebelumnya kwalitasnya tidak baik dan berbahaya, jadi harus diganti. Setiap warga diharuskan membeli selang tanpa regulator itu seharga Rp 70.000,- (tujuhpuluh ribu rupiah). Yah namanya juga masyarakat biasa yang gak ngerti apa-apa, tanpa bisa membantah merekapun terpaksa membelinya sekalipun untuk itu tidak sedikit dari mereka yang pinjam dulu dari orang lain, karena memang tidak memilikinya.
Padahal kompor gas itupun mungkin akan mereka gunakan sesekali saja karena darimana mereka bisa mendapatkan uang untuk membeli gas? Lha wong mereka itu hanyalah buruh-buruh tani yang dapat kerjaan kadang-kadang saja. Dan selama ini mereka menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kayu bakar yg diperoleh dari kayu-kayu yang mereka tanam dipekarangan atau dikebun.
Padahal kompor gas itupun mungkin akan mereka gunakan sesekali saja karena darimana mereka bisa mendapatkan uang untuk membeli gas? Lha wong mereka itu hanyalah buruh-buruh tani yang dapat kerjaan kadang-kadang saja. Dan selama ini mereka menggunakan kayu bakar untuk memasak. Kayu bakar yg diperoleh dari kayu-kayu yang mereka tanam dipekarangan atau dikebun.