Senin, 20 April 2009

Kirim Uang Lewat Ponsel

Bisakah cinta ditransfer layaknya uang? Menurut Western Union, tentu saja bisa. Mentransfer cinta adalah slogan perusahaan Amerika ini; dengan jejaring internasionalnya Western Union menguasai pasar pengiriman uang bagi para migran ke kampung halaman masing-masing. Penggunaan kreatif ponsel mengubah cara pengiriman dan memungkinkan uang dikirim dalam jangka waktu cepat. Penggunaan ponsel sebagai alat kirim uang sudah digemari di Afrika.

Dulu, proses pengiriman uang ke keluarga merepotkan para migran yang mencari nafkah di luar negeri. Berkat kehadiran ponsel, proses itu bisa diminimalisasi hanya dengan sebuah SMS. Melissa Siegel, peneliti dari di Universitas Maastricht, menjelaskan: "Anda bisa mengirim uang ke banyak tempat yang tidak bisa dijangkau Western Union. Seringkali, orang yang dikirimi uang harus pergi ke kota besar untuk mengambil uang tersebut. Transfer uang lewat ponsel lebih aman, murah, dan cepat. Cara ini lebih murah baik untuk pengirim maupun untuk penerima, kecepatan penerimaan uangnya sama dengan kecepatan SMS. Perantaranya - baik alat maupun orang - dihilangkan, dan penerima tidak perlu lagi bepergian untuk mengambil uang kiriman."

Pelosok
Fasilitas perbankan tradisional sangat jarang di Afrika, tapi ponsel tersebar sampai ke pelosok. Transfer uang via ponsel membuat sistem transfer antar bank tradisional tidak lagi dibutuhkan. Melissa Siegel menerangkan, cara mengirim uang lewat ponsel bisa bermacam-macam:

"Di Afrika, biasanya uang ditransfer dengan mengirim SMS berkode. Kode ini lalu digunakan si penerima untuk mengisi kredit ponselnya. Tapi untuk mengubah kredit tersebut menjadi uang, si penerima masih harus pergi ke kantor provider ponsel lokal. Di Asia sudah terdapat beberapa toko yang menggunakan scanner khusus yang bisa langsung memotong kredit sejumlah transaksi. Di sana, ponsel sudah bisa digunakan seperti kartu kredit."

Hubungan berubah
Secara sosial, memperkenalkan ponsel di Afrika juga menyebabkan berubahnya hubungan antara para migran dan keluarga mereka di kampung halaman. Peneliti Senegal Francis Nyamnjoh sangat antusias mengenai hal ini: "Luar biasa. Dengan ponsel, orang yang tidak bisa membaca atau menulis juga bisa dihubungi. Dan terkadang berita kematian atau pernikahan keluarga lebih cepat diketahui para migran di luar negeri ketimbang tetangga kanan-kiri."

Menangani pengiriman uang para migran ke kampung halaman sangat menguntungkan. Menurut Bank Dunia, tahun lalu sekitar 200 juta migran di dunia mengirimkan kurang lebih 375 milyar dolar ke keluarga mereka di kampung halaman. Western Union hampir memonopoli pengiriman uang ini, setiap harinya mereka menangani 1,5 juta transaksi.

Sekarang Western Union harus waspada, karena perusahaan-perusahaan telekomunikasi berubah menjadi saingan berat di pasar transfer uang yang makin berkembang. Karena itulah, perusahaan ini berencana bekerjasama dengan provider telekomunikasi Inggris, Vodafone, dan Safaricom asal Kenia.

Krisis
Menurut Bank Dunia, transfer uang para migran akan berkurang lima sampai delapan persen sebagai akibat krisis ekonomi. Toh, Melissa Siegel tidak melihat dampak langsung bagi para penerima transfer.

"Orang mungkin lebih jarang mengirim uang, karena mereka biasanya harus membayar biaya pengiriman, jadi ketimbang mengirim 200 euro per bulan, mereka akan mengirim 400 euro tiap dua bulan sekali. Tekanan bagi para migran untuk mengirim uang ke rumah masih besar sekali. Bahkan ketika keadaan mereka di luar negeri sulit, mereka lebih memilih mengirim uang ke rumah, dan hidup pas-pasan di perantauan."

Pada beberapa kasus, transfer via ponsel bisa menghemat biaya sekitar 20%. Jadi, akibat krisis ekonomi mungkin bisa dikompensasi oleh biaya transfer yang rendah.

Sumber: Radio Netherland

Tidak ada komentar:

Posting Komentar